Rabu, 18 November 2015

Analisis: Big Data, Senjata Menangkan Persaingan!

Jakarta - Infomedia Nusantara punya bos baru, dia adalah Bona LP Parapat. Mantan petinggi Telkomsel yang sebelumnya menjabat Executive Vice President Area Pamasuka ini didapuk menggantikan Joni Santoso sebagai Direktur Utama yang baru di anak perusahaan milik Telkom Group itu.


Dalam perkenalannya, Bona langsung bicara soal Big Data dan fenomena media sosial. Tren ini mendapat perhatian khusus darinya mengingat tingginya penetrasi internet dan perkembangan teknologi informasi komunikasi dalam beberapa tahun terakhir ini.

"Pengelolaan dan analisa yang tepat terhadap Big Data mampu membuat perusahaan memenangkan persaingan," ujarnya dalam keterangan tertulis Infomedia yang dikutip detikINET, Senin (16/11/2015).

Bahkan, kata Bona, berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute pada 2014 lalu, Big Data merupakan salah satu dari lima disruptive technologies yang akan mempengaruhi berbagai sektor industri saat ini maupun di masa yang akan datang.

Melihat hal ini sebagai sebuah tantangan baru dan peluang bisnis yang prospektif, Probis Big Data Telkom dan Infomedia melakukan kolaborasi dalam memperkenalkanTren Big Data & Social Media Analytic kepada para Big Data enthusiast yang bersal dari berbagai industri.

Berlokasi di Conclave & Typology, Infomedia bersama Telkom mengusung tema 'The Power of Big Data & Social Media Analytics' yang dihadiri perwakilan perusahaan dari berbagai industri, seperti Garuda Indonesia, KAI, AXA, Pegadaian, Bank Bukopin, Ditjen Pajak, Kementerian Perhubungan, Mc Donald, dan Kamadjaya Logistik.

Bona menyampaikan, melalui sharing knowledge ini diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai tren dan pengelolaan big data yang dipicu oleh pertumbuhan teknologi, terutama pemanfaatan cloud, social media dan internet.

The Power of Big Data

Mengenai tren Big Data, Project Director Probis Big Data Telkom, Komang Budi Aryasa, memaparkan bahwa melalui internet orang senantiasa terhubung kapan saja dan di mana saja.

"Bahkan saat ini, hanya dalam 1 detik saja ada 22,574 GB data dipertukarkan di internet dari seluruh dunia. Tentu saja pertukaran data tersebut didominasi oleh media sosial, chat, search engine, dan juga online shop," ucapnya.

Tak kalah dengan tren global, saat ini Indonesia yang menduduki peringkat tiga dunia dalam hal pertumbuhan jumlah pengguna internet -- berdasarkan internet world stat.com di 2014 -- juga mengalami kenaikan yang luar biasa dalam hal jumlah Big Data.

Lebih lanjut Komang mengungkapkan, saat ini Telkom Group mengelola 252 juta sumber data dari pelanggan Telkomsel, telepon, internet dan Customer Relationship Management (CRM).

"Dalam hal volume data, tak tanggung–tanggung Telkom sendiri mencatatkan pertumbuhan12 Terabytes data setiap bulannya dalam bentuk yang sangat bervariasi, yaitu audio, billing, Web, Location, CRM, dan Social Media," lanjutnya.

Mengelolanya tentu tidak mudah, untuk mengubah data mentah yang sangat bervariasi menjadi informasi yang berguna, Komang menyampaikan ada empat tahapan proses yang musti dilalui.

Dimula dari descriptive analytics untuk mendapatkan hindsight, diagnostic analytics, dan predictive analytics untuk mencari insight, dan prescriptive analytics untuk menemukan foresight. Untuk membantu keseluruhan proses tersebut, selain dukungan SDM yang andal, Telkom juga menggunakan berbagai aplikasi dan analytics software paling update.

Social Media Analytics

Tren social media yang telah dimulai sejak tahun 2000 lalu, semakin menunjukkan kenaikan yang signifikan dengan semakin tingginya tingkat penetrasi internet di Indonesia.

Direktur Marketing & Sales Infomedia, Andang Ashari mengatakan bahwa dari total 255.5 juta jiwa populasi di Indonesia dengan 88,1 juta pengguna internet terdapat 74 juta pengguna aktif di media sosial.

"Bahkan dalam setiap harinya, rata-rata lima jam waktu dihabiskan para netizen di Indonesia untuk berinteraksi di sosial media," papar Andang dalam presentasinya di kesempatan yang sama.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tren tersebut telah mempengaruhi proses pengambilan keputusan pelanggan. Jika dahulu keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh iklan media massa dan rekomendasi langsung dari teman serta keluarga dekat, kini keputusan membeli lebih banyak dipengaruhi oleh informasi yang didapat dari media sosial.

"Bagi perusahaan, perubahan lifestyle ini tentunya dapat menjadi tantangan, peluang dan bahkan dapat menjadi batu sandungan jika tidak dikelola secara tepat," ujarnya mengingatkan.

Sebagai perusahaan yang telah puluhan tahun menangani contact center, tren pergeseran lifestyle tersebut sangat dirasakan oleh Infomedia. Jika dahulu proses pelayanan pelanggan didominasi oleh trafik call, kini -- meskipun masih mendominasi -- trafiknya telah mengalami penurunan.

"Sedangkan trafik contact center di channel multimedia seperti email, chat, web, mobile apps, dan sosial media kini mengalami kenaikan yang signifikan," papar Andang lebih lanjut.

Mengelolanya tentu dibutuhkan keahlian yang lebih advance, sehingga seluruh data interaksi dalam berbagai bentuk yang beragam tersebut dapat diterima, ditangani, dan dikelola dengan baik.

sumber: inet.detik.com

Analisis:

Dari tahun ke tahun, perkembangan internet telah mempengaruhi banyak aspek. Salah satunya adalah aspek marketing. Lifestyle akan selalu berubah setiap waktu, cara mengetahui lifestyle terbarulah yang menjadi kunci kesuksesan marketing. Big data yang merupakan kumpulan banyak data yang didapat dari pelanggan langsung yang menggunakan internet adalah senjata paling ampuh untuk mengetahui lifetyle yang paling update. Jika marketing bisa memaksimalkan big data, maka persaingan akan mudah dimenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar